Mengenai Saya

Foto saya
"KATAKAN YANG KAMU LAKUKAN, LAKUKAN APA YANG KAMU KATAKAN" KONSEP KEJUJURAN, DISIPLIN DAN KONSISTENSI

PROJECT MANAGEMENT PRAKERIN (PSG)

PROJECT MANAGEMENT

OPTIMALISASI PROYEK (PSG) PENDIDIKAN SITEM GANDA SISWA SMK NEGERI KALIBARU BANYUWANGI

TAHUN 2010/2011

Oleh

AGUS TRIONO, S.Pd.,ST.

NPM : 21.2009.2.00086

Program Studi

Magister Teknik Industri

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2010



PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
SISWA SMK NEGERI KALIBARU BANYUWANGI TAHUN 2010/2011 ini dalam rangka dan bertujuan menyiapkan tenaga kerja professional sekolah menengah kejuruan (SMK) Khususnya SMK Negeri Kalibaru berupaya mewujudkan visi dan misinya melalui penerapan Pendidikan sistem Ganda (PSG).
Sekolah Menengah Kejuruan harus bekerja sama dengan lembaga, Instansi, dunia usaha/dunia Industri terkait dalam merencanakan, melaksanakan pendidikan serta pemanfaatan tamatan/lulusan (sinkronisasi ) seoptimal mungkin sehingga terwujud keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara jumlah serta mutu tamatan SMK dengan kebutuhan lapangan kerja
Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) sebagai usaha meningkatkan sumberdaya manusia ( SDM ) khususnya bagi siswa SMK . Praktek Kerja Industri ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa sesuai bidang keahlian masing – masing.
Bagi Sekolah Menengah Kejuruan, para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dan kemauan bekerja maupun memiliki keterampilan dalam bekerja. Sehingga dengan diadakannya Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) siswa dapat mengikuti perkembangan ekonomi global dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Adapun yang melatar belakangi Prakerin adalah :
1. Menyiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja.
2. Setiap siswa mampu mengembangkan diri dalam menghadapi pasar bebas.
3. mencetak tenaga kerja yang professional yang terampil untuk mengisi kebutuhan dunia usaha / industri.
4. Siswa dapat menjadi warganegara yang produktif dan kreatif.
5. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja.
6. Meningkatkan keterampilan, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan maupun menyelesaikan tugas.
1. Fungsi Proyek Manajemen Dalam Pelaksanaan (PRAKERIN)
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Fungsi pertama adalah perncanaan . Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan
Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

2. Prinsip Mamagemen PRAKERIN
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah., prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps

3. Managemen Organisasi
Organisasi sebetulnya adalah suatu makhluk hidup. Mengapa? Karena organisasi adalah kumpulan manusia. Manusia yang bersatu untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita tidak bisa memandang organisasi sebagai benda mati yang bisa diperlakukan seenaknya. Diperlukan suatu perawatan khusus agar organisasi tetap hidup dan berkembang.
Berangkat dari pemikiran itu, prinsip-prinsip manajemen organisasi sesungguhnya adalah manajemen orang-orang didalamnya. SDM merupakan faktor paling penting dalam keberlangsungan hidup organisasi. Manusia adalah pendiri, perancang, pekerja, pengamat, pengkritik, pemutus suatu organisasi. Tanpa mereka tidak ada organisasi. Oleh karena itu konsep manajemen organisasi ideal haruslah berpusat pada manusia.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen, yakni planning, actuating, dan controlling. Prinsip-prinsip pokok ini harus dilakukan dengan melibatkan organ-organ dalam organisasi.
1. Planning
Planning/perencanaan adalah hal utama yang harus dilakukan dalam manajemen. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang “begin from the end”. Kita tetapkan tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan adalah pelita yang menunjukkan jalan bahkan di kegelapan malam. Tetapkan visi dan misi organisasi. Yang penting adalah penetapan tujuan, visi, dan misi organisasi ini harus dilakukan bersama-sama. Minimal tidak dilakukan sendirian. Memang pada umumnya sebuah organisasi didirikan dengan seorang/beberapa tokoh kunci sebagai pemberi konsep. Tetapi konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap orang dalam organisasi agar terdapat kesamaan persepsi. Konseptor tidak mungkin berjalan sendirian dalam perjalanan organisasi. Jangan ragu dalam menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang yang bermimpi besar dan berusaha keras mewujudkannya namun tidak bisa lebih baik daripada orang yang bermimpi kecil dan bisa mewujudkannya. Walaupun tidak dicapai, dengan bermimpi besar maka langkah kita pun akan besar. Lagipula orang yang bermimpi besar dalam pencapaiannya melebihi orang yang bermimpi kecil.
2. Actuating
Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik. Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanay komunikasai terus menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner dan actuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu pelaksanaan haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai. Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’. Begitupun dengan action(pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi berusaha membelokkan arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
3. Controlling
Controlling adalah kunci dalam manajemen. Walaupun pendelegasian adalah hal yang mutlak dalam organisasi, tetapi pendelegasian bukanlah berarti menyerahkan segala urusan tanpa kendali. Seorang yang buta niscaya akan dapat berjalan dengan normal jika diberitahu jalan yang harus dilewatinya. Begitupun orang-orang dalam organisasi, seburuk-buruknya sistem manajemen jika ada kontrol dan umpan balik yang rutin dilakukan maka hasilnya masih dapat diterima. Haruslah ada sistem reward and punishment dalam manajemen organisasi. Orang yang berprestasi patut diberi penghargaan dan sebaliknya orang yang melakukan kesalahan sebaiknya diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahannya. Ini penting sebab sistem ini akan memacu orang-orang dalam organisasi untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena merasa dihargai. Hargai prestasi sekecil apapun dan jangan biarkan kesalahan sekecil apapun. Segala sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita harus tegas dalam hal ini. Ini semua dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tidak melenceng dari sasaran apalagi menetapkan sasaran seenaknya.
Tetapi ada hal yang penting namun seringkali terlewatkan oleh banyak manajer organisasi. Yakni pentingnya menyentuh hati manusia dengan hati lagi. Ya, cinta seringkali dilupakan dalam manajemen organisasi. Ada dua hal yang bisa membuat orang total dalam suatu hal, yakni adanya keuntungan dan cinta. Orang bilang cinta itu buta. Jika orang telah merasakan cinta dia akan melupakan kelelahan, kesusahan, penderitaan yang diperoleh dan akan mencurahkan segenap waktunya untuk hal yang dicintainya. Jangan ragu-ragu bagi manajer utnuk melakukan pendekatan personal untuk orang-orang dalam organisasi seperti menjenguk jika ada yang sakit, menanyakan kabar, memberi hadiah, melontarkan pujian, dan sebagainya. Perhatikan kebutuhannya dan berempatilah terhadap kesusahannya. Hal-hal ini mungkin kedengarannya remeh tetapi sebenarnya ini solusi yang jitu bagi manajemen organisasi. Cinta akan menjadi perekat yang sangat kuat bagi keutuhan organisasi.

USULAN
PENGOPTIMALISASI PROYEK (PSG)PENDIDIKAN SISTEM GANDA SISWA SMK NEGERI KALIBARU BANYUWANGI TAHUN 2010/2011
Tuk tercapainya Tujuan dari prakerin maka perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Untuk itu perlu di adakanya pengoptimalisasi dari segala hal yang selama ini belum berjalan secara maksimal setelah kita melakukan evaluasi-evaluasi Yakni:
A. Perencanaan
Penyusunan kegiatan PSG dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis PSG dalam hal ini adalah Waka Humas bersama dengan ketua program keahlian meliputi :
- Jumlah dan distribusi berdasarkan progaran keahlian, serta tempat/ lokasi PSG
- Jumlah Guru Pembimbing
- Jumlah dan susunan kelompok
- Jadwal pelaksanaan di sekolah dan di dunia usaha/dunia industry serta instansi
- Pemantauan
- Evaluasi
B. Pengelolaan (PRAKERIN)
a. Perencanaan
Penyusunan kegiatan PSG dilaksanakan oleh Unit pelaksana teknis PSG dalam hal ini adalah Waka hunas bersama dengan ketua program keahlian yang meliputi :
- Jumlah dan distribusu siswa berdasrkan program keahlian, serta tempat/ lokasi Prakerin
- Jumlah guru pembimbing
- Jumlah dan susunan kelompok
- Jadwal pelaksanaan di sekolah dan Dunia Usaha/Dunia Industri/ Instansi
- Pemantauan
- Evaluasi
b. Fasilitas dan dana
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah melakukan estimasi terhadap jumlah peserta, guru pembimbing, serta lokasi/tempat prakerin.
Fasilitas dan dana digunakan Untuk :
- Perencanaan
- Penyelenggaraan Rapat
- Honorarium pembimbing dan penguji
- Transport guru monitoring
- Pemantauan/ Supervisi
- Analisa dan Evaluasi.
c. Pemilihan tempat / lokasi (PSG)
Dunia Usaha/Dunia Industri/ Instansi tempat PSG adalah yang mendapat persetujuan dari pejabat terkait dengan mempertimbangkan potensi , Komitmen, bersama dengan pihak sekolah serta sesuai dengan program keahlian.
d. Penjadwalan dan materi (psg)
Penjadwalan ini meliputi pengaturan waktu pelaksanaan tugas dan kegiatan siswa, guru pembimbing, jadwal, Pamong Instruktur, Guru pembimbing DU/DI / Instansi dalam tahapan PSG.Secara berrtahap dan terpada ,Utuh seperti yang di gambarka dalam tabel berikut :


PENJADWALAN DAN MATERI
No Jenis Program Tempat Waktu Keterangan
1
2
3


Program Normatif
Program Adaptif
Program Produktif
a.Teori Kejuruan
b. Praktek dasar
c.Praktek Keahlian Sekolah
Sekolah

Sekolah
Sekolah DU/DI
DU/DI - Instansi Sesuai Jadwal
Sesuai Jadwal

Sesuai Jadwal
Sesuai Jadwal
Sesuai Jadwal

e. Pembimbing
- Pembimbing Sekolah
1. Ditentukanoleh panitia PSG yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa / kelompok pada setiap program keahlian
2. Diharapkan cukup mempunyai kemampuan / pengalaman dalam melaksanakan bimbingan lapangan
3. Perlu diadaklan penyegaran agar pelaksanaan PSG dapat berjalan lancar.
4. Pembimbing sekolah yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan pedoman yang ditentukan akan diberikan teguran atau diganti dengan pembimbing yang lain seijin Kepala Sekolah.
- Pembimbing DU DI/ Instansi
1. Yang ditunjuk / ditugaskan oleh kepala / ketua/ Pimpinan/ Manajer dari dunoa usaha / dunia industri serta instansi terkait.
2. Memiliki keahlian sesuai dengan program keahlian / kompetensi/ sub kompetensi yang dipelajari siswa.
- Tugas Pembimbing Sekolah
1. Bertindak sebagai fasilitas diklat.
2. Membimbing cara pembuatan program , rencana kerja dan laporan siswa serta memonitoring selama siswa praktek.
3. Mengatasi waktu dan tempat bimbingan.
4. Berkonsultasi kepada panitia PSG apabila ternyata ada hal – hal yang perlu mendapatkan pemikiran bersama.
5. Menyerahkan siswa dan menarik kembali siswa prakerin dan menyampaikan jadwal kunjungan kepada siswa / DU DI / Instansi.
6. Selalu koordinasi dengan pembimbing DU DI / Instansi tentang permasalahan yang dihadapi siswa.
7. Mengunjungi siswa bimbingannya seminggu sekali.
8. Mengecek kegiatan siswa pada buku kegiatan harian siswa.
9. Menpgecek absensi siswa .
10. Mencariakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi siswa.
f. Pembekalan
Siswa sebelum berangkat ke tempat PSG terlebih dahulu diberi bekal untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan terutama dalam hal-hal yang ada kaitanya dengan tempat/lokasi PSG
- Tujuan Pembekalan
1. Siswa menghayati maksud dan tujuan PSG
2. Siswa mendapat informasi secara umum tentang potensi permasalahan yang ada di tempat praktek.
3. siswa mampu bekerjasama dalam satu tim secara baik dan disiplin.
- Pelaksanaan Pembekalan dan Jadwal Pembekalan
Pembekalan dilakukan Oleh kepala Sekolah, Waka Humas, Waka Kurikulum (Secara Umum ), Ketua Program serta guru pembimbing (secara Khusus)
g. Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan oleh pelaksana teknis PSG , Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan dilaksanakan secara mendadak dan berkesinambungan . Hasil dari pemantauan digunakan untuk evaluasi pelaksanaan Prakerin (PSG)

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan PSG meliputi :
1. Sosialisasi, Oleh panitia PSG/Kaprog/Kepala DI/DI/ Instansi tentang pemetaan profil kemampuan siswa.
2. Observasi oleh panitia PSG/KaprogTentang pemetaan jenis pekerjaan di DU DI/Instansi.
3. Penyusunan Program Oleh Panitia PSG/Kaprog dengan pihak DU DI /Instansi tentang sinkronisasi kurikulum dengan dengan pekerjaan yang ada di DI DI/
4. InstansiPelaksanaan di lokasi PSG adalah sebuah paraktek keahlian pada lini produksi di DU DI/Instansi harus benar dilaksanakan pada proses peroduksi. Siswa bekerja langsung sebagai pekerja serta dikenakan perlakuan sebagaimana mestinya pekerja/pegawai di tempat praktek sehingga tugas bimbingan siswa diberikan secara simulator/bersamaan dengaan pelaksanaan proses produksi.
5. Disiplin siswa di tempat praktek \
- Siswa melaksanakan praktek selama waktu yang ditentukan
- Siswa menandatangani buku absensi
- Sewaktu-waktu secara berkesinambungan panitia akan melakukan pemantauan secara n\mendadak.
- Siswa yang tidak mematuhi aturan dikenakan sanksi berupa peringatan, pembatalan atau tidak di perkenankan mengikuti Uji kompetensi.
D. Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan, kendala dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan PSG.
1. Penilaian sepenuhnya menjadi wewenang Dunia Usaha /Dunia Industri dan Instansi dan dikonversikan Oleh sekolah ke dalam mata diklat terkait.
2. Aspek yang di nilai
- Teknis adalah tingkat penguasaan ketrampilan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan(Proses produksi)
- Laporan kegiatan.
3. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian berdasarkan standart yang berlaku di Dunia Usaha/Dunia Industri/ Instansi Masing-masing.
4. Sertifikasi
Bagi Dunia Usaha/Dunia Industri/ Instansi yang mempunyai standart kemampuan bagi karyawan / pegawa I di harapkan memberikan sertifikasi Kompetensi.
E. SASARAN YANG DI HARAPKAN
Pelaksanaan Praktek kerja industri, disamping memberi bekal siswa pengalaman terjun langsung di dunia industri dan juga mengaplikasikan kemampuanTeknis, juga bertujuan untuk Menerapkan nilai-nilai nonteknis yang didapat dari sekolah yang sangat mendukung Terciptanya tenaga kerja yang kompeten , disiplin, Tanggung jawab.
Untuk mengoptimalisasi Mutu lulusan dalam kaitanya dengan pelaksanaan praktek kerja industry (Prakerin), sekolah dan dunia industri yang telah membuat nota kesepakatan (MOU) yang telah disepakati oleh keduabelah pihak, harus lebih mempersiapkan instrumn-instrumen guna menunjang kompetensi siswa dan juga mempertimbangkan hal-hal antara lain :
• Dunia industry (Bengkel) lebih sering konfirmasi dengan pihak sekolah dalam kaitanya dengan Praktek kerja industry dan jenis Kompetensi.
• Ada sinkronisasi kompetensi antara Kurikulum Materi Produkif di sekolah dengan jenis pekerjaan yang ada di dunia industry.
• Pihak Pembimbing Siswa Praktek kerja industry Lebih Peduli dalam memoniotoring dan mengawasi siswa, Sehingga apabila siswa melakukan hal-hal yang sekiranya keluar dari aturan di berlakukan pada saat melaksanakan praktek dapat lebih cepat terdetreksi dan teratasi.
• Sebelum siswa di terjunkan ke dunia industry (Bengkel) Pihak sekolah terbih dahulu memberikan dasar kompetensi yang kuat agar tidak mempermalukan pihak sekolah sendiri yang nantinya akan merbangun image bahwa siswa SMK pada saat praktek di DU/DI tidak mempunyai kompetensi sama sekali.
• Guna tercapainya kesuksesan pelaksanaan praktek kerja industry dan melahirkan siswa/siswi yang kompeten, selain harus adanya link and mich antara pihak dudi dan sekolah dengan DU/DI yang baik juga di tuntut peran aktif orang tua / walimurid, selaku pihak yang paling banyak tau terhadap kebiasaan , tingkah laku, Kepribadian siswa. Makadari itu harus ada kerja sama yang baik dan sering berkoordinasi.

Tidak ada komentar: