Mengenai Saya

Foto saya
"KATAKAN YANG KAMU LAKUKAN, LAKUKAN APA YANG KAMU KATAKAN" KONSEP KEJUJURAN, DISIPLIN DAN KONSISTENSI

Antara perjalanan Hidup & Tujuan Hidup

Oleh : Agus Triono, S.Pd, ST

ANTARA PERJALANAN HIDUP DAN TUJUAN HIDUP

Manusia punya keingginan, harapan, dan tujuan dalam hidup. Meskipun tujuan manusia yang hakiki dan sebenarnya adalah kematian yakni kembali ke hadapan Allah SWT. Akan tetapi dalam proses mencapai tujuan hakiki, pastinya manusia mempunyai tujuan dalan kehidupan ini dunia. Dalam pencapaian tujuan dalam hidup tentunya tidak semudah dengan apa yang di rencanakan pasti harus melalui proses, tahapan-tahapan dan rintangan yang sering di istilah dengan Perjalanan hidup.

Pemahaman Manusia dalam hidup tentunya berbeda satu dengan yang lain, Hidup ada kalanya pahit, manis, susah, senang, takut, berani dan apapun yang di rasakan oleh hati. Manusia kadang gamang dalam hidup karena hati tidak sesuai dengan apa yang di kehendaki. Pada saat itulah hati harus kita kembalikan di titik tengah yakni ketenagan, tentunya melalui multi proses tergantung kemampuan individu manusia itu sendiri. Hal ini penulis mengatakan Pencarian Tombo Ati (Obat Hati) demi ketentraman di Dunia dan Akherat.

I. DI MANA KITA SAAT INI ?

Tiap Manusia dalam menghadapi suatu permasalahan dalam hidup ini tentunya berbeda satu dengan yang lain, meskipun permasalahan yang dihadapi secara kwalitas sama, akan tetapi tiap orang mempunyai jalan keluar sendiri –sendri. Apa yang mempengaruhi keaneka ragaman tersebut? bisa karena lingkungan dimana seseorang tersebut tinggal, tingkat pendidikan, pengalaman, sikap mental dari seseorang tersebut dan lain sebagainya. Apapun langkah yang di ambil setiap orang dalam menyelesaikan suatu masalah pada intinya adalah untuk penyelesaian masalah yang di hadapi. Apabila masalah tersebut terselesaikan tentunya ketentraman hatilah yang di dapat.

Dengan ketentraman hati manusia lebih dapat menikmati hidupnya, hidup terasa lebih berarti dan lebih berwarna. Tentunya lain rasanya ketika kita sedang mengalami suatu permasalahan. Baik masalah tersebut timbul karena perbuatan manusia itu sendiri maupun timbul dari orang lain, tentunya yang ada pada pikiran kita adalah gelap tidak berwarna, selalu bingung meskipun secara fisik terlihat tenang namun dalam pikiran akan selalu tersirat permasalahan tersebut. Akan tetapi kemampuan manusia dalam menerima suatu permasalahan juga beraneka ragam. Adakalanya seseorang cenderung cuek dan seolah – olah tidak mengambil pusing suatu permasalahan yang di hadapi, Pasrah kepada tuhan atas apa yang sedang di hadapinya, ada yang menanggapi serius terhadap setiap permasalahan yang menghampirinya. Penulis ingin membagi sebuah pemikiran kepada pembaca dan mungkin dapat di jadikan sebuah refrensi tatkala pembaca menghadapi suatu problematika apapun.

Pada dasarnya manusia tidak luput akan suatu permasalahan selama manusia tersebut masih merasa hidup. Setiap saat, setiap waktu kapan saja dan dimana saja. Jangankan dilingkungan keluarga , masyarakat dan lingkungan yang lebih luas lagi, saat bangun tidurpun manusia sudah di hadapkan pada masalah yakni mau ke kamar mandi dulu ? Apa mau minum air putih dulu ? Atau melakukan hal lain? Ini adalah suatau contoh kecil yang ada pada kehidupan kita sehari –hari. Dan pada akhirnya kita harus mengambil keputusan apa yang harus kita lakukan pada saat itu, dan setelah kita mengambil suatu keputusan tersebut maka kita telah menyelasaikan suatu permasalahan.

Dari contoh kecil tersebut, dapat kami simpulkan bahwa setiap kaki melangkah, setiap mata melihat, setiap telinga mendengar, manusia akan dihadapkan pada masalah. Masalah memang selalu di identikan dengan suatu kejadian yang tidak mengenakkan hati, cemas gelisahh dan lain sebagainya, sehingga pada saat itu orang sering bilang bahwa dirinya sedang mengalami suatu masalah. Pertanyaanya sekarang adalah, kenapa pada saat terjadi kejadian yang menyenangkan hati kita tidak menyebutnya sedang mengalami masalah, tapi malah bilang. “aku sedang bahagia”? Maka dari gabungan istilah “Masalah” dan “Perasaan Senang / bahagia” dapat cairkan menjadi “Kejadian”.

Maka mulai sekarang, kita harus berfikir sederhana dalam menghadapi suatu kejadian baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkkan hati. Tanpa bermaksud meremehkan dan menganggap sepela setiap kejadian yang kita alami. Tapi lebih menitik beratkan pada proses menjalani dan belajar mencari jalan keluar tatkala kita dihadapkan pada suatu kejadian. Adakalanya ketika kita mengambil suatu keputusan dan kemudian menjalani apa yang sudah kita putuskan. Suatu misal anda di hadapkan pada suatu kejadian, anda harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak anda cintai dan tidak sesuai dengan tipe yang anda inginkan karena suatu hal mungkin di jodohkan oleh orang tua ataupun karna sesuatu hal, padahal anda sudah mempunyai seseorang yang anda cintai. Mungkin saat itu yang terbersit di benak anda adalah pergi sejauh mungkin bahkan mungkin mati. Pada saat itu yang berperan bukan hanya kecerdasan akan tetapi yang lebih berperan adalah mental. Karena untuk menentukan keputusan mana yang kita ambil akan berdampak panjang dan berpengaruh terhadap orang-orang disekitar anda.

Apa bila kita mengambil keputusan untuk menikah orang yang benar – benar tidak kita sukai tersebut pastinya akan menyakitai perasaan hati kita sendiri, menyakiti seseorang yang telah mencintai kita dan kita cintai / pacar, belum lagi keluarga pacar kita yang selama ini telah pada kita dan sudah percaya terhadap hubungan tersebut. Pasti kita tidak bisa bayangkan apa yang terjadi nantinya. Mkka di sini perlu adanya kekuatan mental untuk menjalani hal tersebut.

Sedangkan dalam hal pekerjaan pastinya kitapun tidak luput dengan adanya suatu kejadian, misalkan dalam suatu lembaga yang banyak sekali terdapat orang yang memiliki berbeda pemikiran dan harapan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi suatu perselisihan pendapat yang menyebabkan tidak harmonisnya hubungan antara teman satu kantor. Maka di sini kita harus dapat berfikir jernih dan logis dalam menghadapi kejadian tersebut. Pemikiran yang terapkan apabila menghadapi suatu permasalahan tersebut adalah kita kembalikan ke konsep dasar pemikiran tujuan kita ada di lembaga tersebut. Tujuan kita di sana adalah berkerja untuk memenuhi kebutuhan kita, mengaplikasikan ilmu yang kita dapat dengan cara melaksanakan tugas kita dalam lembaga tersebut secara profesional.

Memang ada kalanya lembaga tersebut tidak sehat, atau mungkin tidak sesuai dengan prinsip dan pemikiran kita. Pastinya ini akan menimbulkan rasa ketidak nyamanan kita berada di sana dan bisa jadi batin kita tidak bisa menerima akan hal tersebut. Apa bila kita kita tidak bisa mengendalikan hati maka yang dominan adalah emosi, dan emosi inilah musuh terbesar kita dalam membangun dirikita sendiri dalam proses belajar menghadapi masalah. Pemikiran yang harus kita bangun adalah mengerti dan sadar bahwa kita sekarang ada dalam suatu lingkungan yang tidak sehat. Ada beberapa orang yang memilih menghindari lingkungan yang tidak sehat atau dengan bahasa lain lebih baik keluar dari lingkungan tersebut untuk mendapatkan ketenangan diri. Akan tetapi ada arang yang memilih tidak menghindari lingkungan tersebut dan tetap ada di sana dengan tujuan untuk belajar dan mengasah kepekaan terhadap berbagai macam masalah. Apa yang harus kita lakukan apabila mengambil keputusan untuk tetap berada di lingkungan tersebut? Jawabanya adalah profesionalisme bukan Idealisme. Dengan Profesionalisme kerja dan pemahaman jobdiskription, kita lakukan tugas kita sebaik. Lakukan tanggung jawab sebaik mungkin menerima hak yang seharusnya di dapat dan tidak masuk terlalu jauh terhadap Internal lembaga, tetap berperilaku baik terhadap rekan kerja, berpositif tingking terhadap lembaga karena ketidak sehatan dalam suatu lembaga belum tentu di sebabkan oleh seluruh anggota lembaga tersebut, bisa jadi terjadi karena beberapa oknum pengambil kebijakan atau yang memegang pengaruh penting di lembaga tersebut.

Profesionalisme bukan berarti sakleg ataupun kaku, akan tetapi kemampuan untuk menempatkan diri di mana kita sedang berada. Dengan sikap tersebut kita lebih matang dalam menghadapi multi problem, dan yang perlu di tekankan lagi itu semua bukanlah “Tujuan hidup” kita melainkan “Perjalanan Hidup” Kita. Karena anda mempunyai rencana besar dalam hidup anda yakni “Tujuan Hidup” (Kesuksesan) sebelum menuju pada tujuan hidup yang hakiki yakni membekali diri untuk menghadap yang Kholik.

TEKNIK INDUSTRI

PERANAN SARJANA TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN (SMK) DI BANYUWANGI



Oleh :
AGUS TRIONO

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2008 / 2009
PERANAN SARJANA TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN (SMK) DI BANYUWANGI
Seiring upaya pemeritah dalam meningkatkan kwalitas SDM Indonesia, tidak liput dari peran aktif dunia pendidikan. Dan juga dalam upaya mengurangi angka pengangguran pemerintah berncana mengubah pola pendidikan berbasis kompetensi. Sehingga Pemeritah Menggalakkan Sekolah – Sekolah Kejuruan (SMK) dengan harapan lulusan sekolah Menengah Tingkat atas memiliki kompetensi yang mempunyai daya jual di dunia kerja. Dari prosentase Sekolah Menengah Umum Yang Tadinya 60 lebih besar dari sekolah Kejuruan, pemerintah ingin mengubah Jumlah tersebut sehingga prosentasenya 60 % Untuk Sekolah kejuruan dan 40 % untuk sekolah Menengah Umum.
Seiring besarnya perubahan jumlah sekolah kejuruan utamanya di Banyuwangi, maka perlu diimbangi pula dengan jumlah guru Sekolah Menengah kejuruan yang mempunyai kompetensi yang handal. Guna mencetak lulusan yang kompeten, handal dan mempunyai daya saing di dunia kerja. Di sini Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi memberikan peran sebagai pencetak tenega pendidik yang professional dalam pengembangan SMK di Banyuwangi. Memeng secara umum untuk tenaga pendidikan identik dengan FKIP. Namun sarjana Teknik industripun tidak kalah potensialnya dalam perkembangan dunia pendidikan. Sekarang faaktanya sudah tidak dapat di ragukan lagi, banyak alumnus dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi telah mendapatkan posisi di pemerintahan maupun di jajaran pendidikan di banyuwangi.
Hal ini membuktikan nahwa sarjana teknik industr Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi tidak dapat di pandang remeh. Di buktikan pula dengan kompetensi para siswa SMK yang telah lulus dan sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan Kompetensinya masing-masing. Memang Profesi guru sekarang sedang banyak diminati oleh masysrakat, terbukti dengan begitu pesatnya minat masyarakat terhadap Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mulai ada yang di istilahkan PGSD, PGMI, PGTK bahkan Fakultas FKIP segala jurusanpun laris manis. Lantas apakah jurusan teknik tidak ada prospek kesana?... menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan maka, mahasiswa Fakultas teknik Utamanya teknik industri mempunyai cara pandang yang jitu dalam dan mencari sela.
Mahasiswa teknik, melihat kesempatan ini lebih difokuskan pada wilayah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta. Terlebih minat masyarakat sekarang ini adalah jurusan Otomotif sebagai pilihan untuk putra putrinya. Bahkan di Banyuwangi Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki jurusan Teknik Mekanik Otomotif ada sekitar 18 SMK. Hal ini seolah member angin segar bagi para mahasiswa jurusan teknik untuk turut mengembangkan SMK di Banyuwangi dan memandang ini adalah kesempatan untuk berkarier. Memang idealnya seorang guru haruslah Lulusan Sarjana yang relevan dengan disiplin ilmu yang di ajarkan disekolah dan mempunyai Akta mengajar yakni Akta empat. Nah pertanyaanya sekarang, “ Apakah Sarjana Teknik Industri manpu mengajar”?.. “Apakah sarjana teknik mampu menjadi seorang pendidik yang professional?, Ini adalah suatu tantangan bagi para sarjana teknik.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah ,“Sarjana teknik mampu menjadi tenaga pendidik yang professional”. Hal ini sudah dapat di buktikan dengan keberadaan mahasiswa yang sekarag juga mengabdikan dirinya di berbagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Banyuwangi. Meskipun diantaranya masih banyak yang berstatus Guru Tidak Tetap (GTT), ataupun Guru Tetap Yayasan (GTY) dan belum diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi mereka telah menunjukkan potensinya dalam mengembangkan SMK. Baik Yang dibawah Naungan Dinas Pendidikan, dibawah naungan Yayasan dan lain sebagainya. Di antara anak didiknya telah banyak yang sudah mendapatkan pekerjaan dengan berbekal ketrampilan yang di peroleh dari sekolah / (SMK), ada yang bekerja di perusahaan Otomotif, Permesinan, Buka usaha bengkel / (Berwiraswasta), dipabrik-pabrik, industri dan lain-lain.
Maka dari itu mahasiswa teknik industri merasa lebih matang dalam mengembangkan bakat daan kemampuanya dalam bidang pendidikan di SMK, karena di tengah maraknya dan banyaknya peminat profesi guru, Sarjan teknik Industri memiliki Porsi tersendiri yakni SMK yang notabene mempunyai sedikit saingan di bandingkan dengaan bidan keahlian keguruan secara umum seperti guru Matematika, Bahasa Inggris , Biologi, Bahasa Indonesia dan lain-lain. . Karena Sarjana teknik apabila terjun di dunia pendidikan khususnya SMK yang memiliki jurusan Otomotif, pastinya mengajar bidang diklat / Mata pelajaran Produktif dimana tidak semua orang mampu untuk itu. Karena guru mata pelajaran produktif di samping dapat memberikan teori sesuai dengan bidang diklat/Kompetensinya, tapi juga harus mampu memberikan praktek tentang apa yang telah diajarkan. Suatu contoh, seorang guru produktif memberi mata pelajaran tentang SERVIS SISTEM REM MOBIL, seorang guru disamping dapat membrikan penjelasan tentang nama Komponen sistem rem, Fungsi Komponen sistem Rem, Cara kerja Sistem Rem dan analisa kerusakan sistem rem, seorang guru produktif juga harus mampu terjun langsung menangani pekerjaan tersebut dan tidak canggung dengan istilah KOTOR, OLI, GEMUK, DLL.
Jadi seorang guru produktif tidak hanya pintar menjelaskan dan menerangkan saja. Akan tetapi seorang guru produktif juga harus pandai mempraktekkan jenis pekerjaan yang di ajarkan. Sehingga materi dan Kompetensi yang diajarka oleh guru lebih mudah di serap oleh anak didik. Dari sedikit contoh kecil diatas pembaca pastinya dapat sedikit membayangkan, perbedakan antara guru Mata pelajaran umum dan guru yang yang mengajar mata pelajaran produktif. Kondisi seperti ini apabila dihadapkan pada mahasiswa jurusan teknik industri bukanlah suatu kendala tapi merupakan suatu nilai plus.
Disamping memiliki jiwa pekerja keras, mahasiswa jurusan teknik memang sudah terbiasa terjun langsung dibidang pekerjaan dan menangani berbagai masalah dan pekerjaan nyata di lapangan baik dari progam perkuliahan Seperti Praktek Kerja LApangan (PKL), Kuliah Kerja Nyata Usaha (KKNU), Kuliak Kerja Lapangan (KKL), kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan dan lain-lain. Juga kegiatan-kegiatan mandiri di luar perkuliahan. Jadi pada saat terjun langsung di lapangan khususnya di bidang pendidikan sudah tidak canggung lagi baik dari segi fisik maupun segi mental.
Ini merupakan modal yang sangat potensial bagi para sarjana teknik industr dalam peranya dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di banyuwangi. Mengingat banyaknya Guru yang masih berstatus Guru Tidak Tetap (GTT), Guru Tetap Yayasan (GTY) dan belum diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), mahasiswa yang sekarang mengabdikan diri di SMK yang berada di berbagai daerah Kabupaten banyuwangi yang sekarang sedang menyelesaikan pendidikan, apabial nanti sudah lulus dan sudah mengantongi ijasah Strata1, mahasiswa berharap kepada Pemeritah Daerah untuk memperhatian kami para sarjana teknik industri Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi yang telah mengabdikan diri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Masakerja yang bervariatif ada yang sudah 5 Tahun, 7 Tahun dan bahkan ada yang sudah 10 Tahun akan tetapi belum tersentuh kesejahteraanya Oleh Pemerintah Daerah. Dan perlu diketahuai diantara kmi sudah mempunyai tanggungan keluarga, Anak, Istri dan Masih lagi untuk penjamin mutu dan kwlitas tenaga pendidik kami juga masih menempuh kuliah lagi. Sekarang logikanya apakah cukup dengan gaji dibawah satu juta kami dapat memenuhi kebutuhan semua ini…?
Tapi dengan keyakinan yang sangat tinggi dan mengencangkan ikat pinggang kami dapat menempuh pendidikan sampai saat ini. Kamipun sadar dalam menuntut Ilmu memang Memerlukan Pengorbanan yang sangat besar yakni menuntut Waktu, Pikiran, Tenaga, dan Biaya. Dan tidak terasa kamipun sudah semester akhir meskipun pastinya tidak luput dari berbagai macaam godaan mulai jarak tempuh kami yang sangat jauh, Keterbatasan biaya, Kesibukan pekerjaan tapi kami bersyukur kepada Allah SWT kami masih dapat menjalani ini semuanya. Semoga penrjuangan kami dan pengorbanan kami ini tidak mubazir dengan adanya perhatiaan dari pihak pemerintah. Ini adalah sedikit harapan kepada pemerintah, tapi bukan berarti kami pesimis dalam mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banyuwangi.
Berkaitan dengan disiplin ilmu yang kami terapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Kurikulum perkuliahan yang kami terima di Fakultas teknik industri Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Memang secra Substansi di kampus tidak mendapat ilmu Otomotif secra khusus akan tetapi lebih pada managemen Industri. Sedikit banyak Mata kuliah yang kami tempuh dapat kami aplikasikan di sekolah, dalam sistem dan Managemen Sekolah Khususnya di Program Keahliaan POKJA/ Kelompok kerja. Karena sistem yang di pakai dalam Program Keahlian, utamanya bengkel Teknik Mekanik Otomotif tidak jauh beda dengan Managen Industri. Sehingga managemen dan sistem dalam Program keahlian lebih menyerupai dunia kerja sehingga anak didik / siswa tidak asing lagi apabila nanti terjun di dunia kerja.
Dalam hal pengembangan kompetensi dalam bidang otomotif, Sarjana teknik industri tidak lantas diam dan puas dengan apa yang telah di pelajkari. Akan tetapi Sarjana teknik Industri lebih kreatif dalam hal itu, yakni dengan mengikuti Seminar dan pelatihan yang di adakan oleh Intansi pemerintah dalam hal pengengembangan kompetensi guru produktif, Dengan mengikuti diklat- diklat singkat yang di adakan pabrikan otomotif, Dengan belajar dari Internet, dengan membaca buku, dengan terjun langsung pada bidang pekerjaan / Menerima job/ servis kendaraan (Dalam Bidang Otomotif), dengan mengikuti diskusi (MGMP PO) Musyawarah Guru Mata Pelajaran Produktif Otomotif dan lain-lain.

politik

Pemilu 9 April 2009, penyambutan terasa meriah bak pesta perkawinan.Aneka warna terhias di selururuh pelosok desa dan kota . Pose wajah tersenyum manis di tiap-tiap sudut jalan,perempatan ,Batang pohon..........

Kata bijak

"Orang yang hebat adalah orang yang dapat menghebatkan oraglain tapi dia sendiri tidak terlihat hebat"