Mengenai Saya

Foto saya
"KATAKAN YANG KAMU LAKUKAN, LAKUKAN APA YANG KAMU KATAKAN" KONSEP KEJUJURAN, DISIPLIN DAN KONSISTENSI

TEKNIK INDUSTRI

PERANAN SARJANA TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN (SMK) DI BANYUWANGI



Oleh :
AGUS TRIONO

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2008 / 2009
PERANAN SARJANA TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN (SMK) DI BANYUWANGI
Seiring upaya pemeritah dalam meningkatkan kwalitas SDM Indonesia, tidak liput dari peran aktif dunia pendidikan. Dan juga dalam upaya mengurangi angka pengangguran pemerintah berncana mengubah pola pendidikan berbasis kompetensi. Sehingga Pemeritah Menggalakkan Sekolah – Sekolah Kejuruan (SMK) dengan harapan lulusan sekolah Menengah Tingkat atas memiliki kompetensi yang mempunyai daya jual di dunia kerja. Dari prosentase Sekolah Menengah Umum Yang Tadinya 60 lebih besar dari sekolah Kejuruan, pemerintah ingin mengubah Jumlah tersebut sehingga prosentasenya 60 % Untuk Sekolah kejuruan dan 40 % untuk sekolah Menengah Umum.
Seiring besarnya perubahan jumlah sekolah kejuruan utamanya di Banyuwangi, maka perlu diimbangi pula dengan jumlah guru Sekolah Menengah kejuruan yang mempunyai kompetensi yang handal. Guna mencetak lulusan yang kompeten, handal dan mempunyai daya saing di dunia kerja. Di sini Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi memberikan peran sebagai pencetak tenega pendidik yang professional dalam pengembangan SMK di Banyuwangi. Memeng secara umum untuk tenaga pendidikan identik dengan FKIP. Namun sarjana Teknik industripun tidak kalah potensialnya dalam perkembangan dunia pendidikan. Sekarang faaktanya sudah tidak dapat di ragukan lagi, banyak alumnus dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi telah mendapatkan posisi di pemerintahan maupun di jajaran pendidikan di banyuwangi.
Hal ini membuktikan nahwa sarjana teknik industr Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi tidak dapat di pandang remeh. Di buktikan pula dengan kompetensi para siswa SMK yang telah lulus dan sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan Kompetensinya masing-masing. Memang Profesi guru sekarang sedang banyak diminati oleh masysrakat, terbukti dengan begitu pesatnya minat masyarakat terhadap Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mulai ada yang di istilahkan PGSD, PGMI, PGTK bahkan Fakultas FKIP segala jurusanpun laris manis. Lantas apakah jurusan teknik tidak ada prospek kesana?... menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan maka, mahasiswa Fakultas teknik Utamanya teknik industri mempunyai cara pandang yang jitu dalam dan mencari sela.
Mahasiswa teknik, melihat kesempatan ini lebih difokuskan pada wilayah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta. Terlebih minat masyarakat sekarang ini adalah jurusan Otomotif sebagai pilihan untuk putra putrinya. Bahkan di Banyuwangi Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki jurusan Teknik Mekanik Otomotif ada sekitar 18 SMK. Hal ini seolah member angin segar bagi para mahasiswa jurusan teknik untuk turut mengembangkan SMK di Banyuwangi dan memandang ini adalah kesempatan untuk berkarier. Memang idealnya seorang guru haruslah Lulusan Sarjana yang relevan dengan disiplin ilmu yang di ajarkan disekolah dan mempunyai Akta mengajar yakni Akta empat. Nah pertanyaanya sekarang, “ Apakah Sarjana Teknik Industri manpu mengajar”?.. “Apakah sarjana teknik mampu menjadi seorang pendidik yang professional?, Ini adalah suatu tantangan bagi para sarjana teknik.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah ,“Sarjana teknik mampu menjadi tenaga pendidik yang professional”. Hal ini sudah dapat di buktikan dengan keberadaan mahasiswa yang sekarag juga mengabdikan dirinya di berbagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Banyuwangi. Meskipun diantaranya masih banyak yang berstatus Guru Tidak Tetap (GTT), ataupun Guru Tetap Yayasan (GTY) dan belum diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi mereka telah menunjukkan potensinya dalam mengembangkan SMK. Baik Yang dibawah Naungan Dinas Pendidikan, dibawah naungan Yayasan dan lain sebagainya. Di antara anak didiknya telah banyak yang sudah mendapatkan pekerjaan dengan berbekal ketrampilan yang di peroleh dari sekolah / (SMK), ada yang bekerja di perusahaan Otomotif, Permesinan, Buka usaha bengkel / (Berwiraswasta), dipabrik-pabrik, industri dan lain-lain.
Maka dari itu mahasiswa teknik industri merasa lebih matang dalam mengembangkan bakat daan kemampuanya dalam bidang pendidikan di SMK, karena di tengah maraknya dan banyaknya peminat profesi guru, Sarjan teknik Industri memiliki Porsi tersendiri yakni SMK yang notabene mempunyai sedikit saingan di bandingkan dengaan bidan keahlian keguruan secara umum seperti guru Matematika, Bahasa Inggris , Biologi, Bahasa Indonesia dan lain-lain. . Karena Sarjana teknik apabila terjun di dunia pendidikan khususnya SMK yang memiliki jurusan Otomotif, pastinya mengajar bidang diklat / Mata pelajaran Produktif dimana tidak semua orang mampu untuk itu. Karena guru mata pelajaran produktif di samping dapat memberikan teori sesuai dengan bidang diklat/Kompetensinya, tapi juga harus mampu memberikan praktek tentang apa yang telah diajarkan. Suatu contoh, seorang guru produktif memberi mata pelajaran tentang SERVIS SISTEM REM MOBIL, seorang guru disamping dapat membrikan penjelasan tentang nama Komponen sistem rem, Fungsi Komponen sistem Rem, Cara kerja Sistem Rem dan analisa kerusakan sistem rem, seorang guru produktif juga harus mampu terjun langsung menangani pekerjaan tersebut dan tidak canggung dengan istilah KOTOR, OLI, GEMUK, DLL.
Jadi seorang guru produktif tidak hanya pintar menjelaskan dan menerangkan saja. Akan tetapi seorang guru produktif juga harus pandai mempraktekkan jenis pekerjaan yang di ajarkan. Sehingga materi dan Kompetensi yang diajarka oleh guru lebih mudah di serap oleh anak didik. Dari sedikit contoh kecil diatas pembaca pastinya dapat sedikit membayangkan, perbedakan antara guru Mata pelajaran umum dan guru yang yang mengajar mata pelajaran produktif. Kondisi seperti ini apabila dihadapkan pada mahasiswa jurusan teknik industri bukanlah suatu kendala tapi merupakan suatu nilai plus.
Disamping memiliki jiwa pekerja keras, mahasiswa jurusan teknik memang sudah terbiasa terjun langsung dibidang pekerjaan dan menangani berbagai masalah dan pekerjaan nyata di lapangan baik dari progam perkuliahan Seperti Praktek Kerja LApangan (PKL), Kuliah Kerja Nyata Usaha (KKNU), Kuliak Kerja Lapangan (KKL), kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan dan lain-lain. Juga kegiatan-kegiatan mandiri di luar perkuliahan. Jadi pada saat terjun langsung di lapangan khususnya di bidang pendidikan sudah tidak canggung lagi baik dari segi fisik maupun segi mental.
Ini merupakan modal yang sangat potensial bagi para sarjana teknik industr dalam peranya dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di banyuwangi. Mengingat banyaknya Guru yang masih berstatus Guru Tidak Tetap (GTT), Guru Tetap Yayasan (GTY) dan belum diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), mahasiswa yang sekarang mengabdikan diri di SMK yang berada di berbagai daerah Kabupaten banyuwangi yang sekarang sedang menyelesaikan pendidikan, apabial nanti sudah lulus dan sudah mengantongi ijasah Strata1, mahasiswa berharap kepada Pemeritah Daerah untuk memperhatian kami para sarjana teknik industri Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi yang telah mengabdikan diri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Masakerja yang bervariatif ada yang sudah 5 Tahun, 7 Tahun dan bahkan ada yang sudah 10 Tahun akan tetapi belum tersentuh kesejahteraanya Oleh Pemerintah Daerah. Dan perlu diketahuai diantara kmi sudah mempunyai tanggungan keluarga, Anak, Istri dan Masih lagi untuk penjamin mutu dan kwlitas tenaga pendidik kami juga masih menempuh kuliah lagi. Sekarang logikanya apakah cukup dengan gaji dibawah satu juta kami dapat memenuhi kebutuhan semua ini…?
Tapi dengan keyakinan yang sangat tinggi dan mengencangkan ikat pinggang kami dapat menempuh pendidikan sampai saat ini. Kamipun sadar dalam menuntut Ilmu memang Memerlukan Pengorbanan yang sangat besar yakni menuntut Waktu, Pikiran, Tenaga, dan Biaya. Dan tidak terasa kamipun sudah semester akhir meskipun pastinya tidak luput dari berbagai macaam godaan mulai jarak tempuh kami yang sangat jauh, Keterbatasan biaya, Kesibukan pekerjaan tapi kami bersyukur kepada Allah SWT kami masih dapat menjalani ini semuanya. Semoga penrjuangan kami dan pengorbanan kami ini tidak mubazir dengan adanya perhatiaan dari pihak pemerintah. Ini adalah sedikit harapan kepada pemerintah, tapi bukan berarti kami pesimis dalam mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banyuwangi.
Berkaitan dengan disiplin ilmu yang kami terapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Kurikulum perkuliahan yang kami terima di Fakultas teknik industri Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Memang secra Substansi di kampus tidak mendapat ilmu Otomotif secra khusus akan tetapi lebih pada managemen Industri. Sedikit banyak Mata kuliah yang kami tempuh dapat kami aplikasikan di sekolah, dalam sistem dan Managemen Sekolah Khususnya di Program Keahliaan POKJA/ Kelompok kerja. Karena sistem yang di pakai dalam Program Keahlian, utamanya bengkel Teknik Mekanik Otomotif tidak jauh beda dengan Managen Industri. Sehingga managemen dan sistem dalam Program keahlian lebih menyerupai dunia kerja sehingga anak didik / siswa tidak asing lagi apabila nanti terjun di dunia kerja.
Dalam hal pengembangan kompetensi dalam bidang otomotif, Sarjana teknik industri tidak lantas diam dan puas dengan apa yang telah di pelajkari. Akan tetapi Sarjana teknik Industri lebih kreatif dalam hal itu, yakni dengan mengikuti Seminar dan pelatihan yang di adakan oleh Intansi pemerintah dalam hal pengengembangan kompetensi guru produktif, Dengan mengikuti diklat- diklat singkat yang di adakan pabrikan otomotif, Dengan belajar dari Internet, dengan membaca buku, dengan terjun langsung pada bidang pekerjaan / Menerima job/ servis kendaraan (Dalam Bidang Otomotif), dengan mengikuti diskusi (MGMP PO) Musyawarah Guru Mata Pelajaran Produktif Otomotif dan lain-lain.